Minggu, 07 Februari 2010
Siak Potensi Jadi Cagar Biosfer Dunia
Kawasan Taman Nasional Zamrud memiliki areal hutan lindung yang luas. Selain berpotensi menjadi objek wisata, kawasan ini juga mempunyai beragam satwa di dalamnya.
PERINGATAN Hari Lingkungan Hidup se-dunia harus dijadikan momentum penyadaraan seluruh komponen masyarakat tentang pentingnya memelihara lingkungan dan melestarikan alam. Sebagai kabupaten baru yang memiliki cadangan hutan yang luas, maka Siak berpotensi menjadi salah satu cagar biosfer dunia.
‘’Ini sebuah peringatan alam yang sudah tidak bersahabat dengan manusia dan tanda-tanda itu sudah terlihat saat ini. Makanya peringatan Hari Lingkungan Hidup harus menjadi tolok ukur masyarakat untuk mencintai lingkungan,’’ tegas Ketua DPRD Siak H Chairuddin Yunus kepada Riau Pos, Ahad (7/6) di Siak.
Ia menyebutkan, peringatan Hari Lingkungan Hidup se-dunia yang akan digelar oleh Pemkab Siak 13 Juni mendatang jangan hanya sebatas kegiatan seremonial belaka. Tapi harus ada gebrakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mencintai hutan dan penghijauan. Jika kegiatan itu seremonial, maka lebih baik dana yang digunakan diberikan kepada masyarakat untuk membeli bibit tanaman dan di tanam di depan rumahnya.
Chairuddin mengatakan, kegiatan seremonial hanya mampu menguras uang dan tenaga, tapi tidak membekas di hati masyarakat. Makanya upaya pemerintah untuk memulihkan kondisi alam ini harus didukung bersama-sama, jika tidak dunia ini semakin hari semakin panas dan banyak pancaroba.
Makanya, terkait sidang K21 MAB UNESCO di Jeju Korea yang menerima usulan terbentuknya cagar biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu sebagai cagar biosfer atau kawasan konservasi yang diakui dunia dan memiliki jaringan di seluruh dunia, harus mendapat dukungan masyarakat.
Apalagi cagar biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu merupakan cagar biosfer pertama di Riau dan cagar biosfer ke-7 di Indonesia setelah 28 tahun terakhir dibentuk. Terakhir cagar biosfer di Indonesia dikukuhkan tahun 1981. Di kawasan cagar biosfer selain menjadi kawasan konservasi akan menjadi pusat riset gambut. ‘’Seharusnya kegiatan seperti ini kita dukung. Dukungan ini juga harus melalui masyarakat secara luas,’’ ujarnya.
Chairuddin menyampaikan, Kabupaten Siak memiliki areal hutan lindung yang luas yang mencapai 32 ribu hektare lebih di Kawasan Tanam Nasional Zamrud dan juga di Tahura, Minas. Makanya ke depan Siak memiliki peluang yang besar untuk dijadikan cagar biosfer dunia. Makanya mulai saat ini pemerintah harus mengawasi secara ketat perambahan hutan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, kerusakan hutan yang menimbulkan berbagai dampak tentunya harus menjadi perhatian semua pihak. Terutama pemerintah dan aparat keamanan jangan lagi ikut bermain dalam perambahan hutan, baik langsung maupun tidak langsung. Karena jika ini terjadi, maka kondisi dunia ini tidak akan pernah pulih dan tinggal menunggu kehancurannya saja.(rnl)
Sumber :
http://www.riaupos.com/main/index.php?mib=berita.detail&id=13689, dalam :
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=10198&Itemid=837
8 Juni 2009
Sumber Gambar:
http://rencanatataruangriau.blogspot.com/2007/09/trs-tataruangriau-re-dukungan-untuk_01.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar